01 Juli 2020 - Tepat dua tahun usia pernikahan saya dan koko.
Kok cepat sekali ya sudah dua tahun? hahaha.. Jujur kalimat "perasaan baru kemarin" langsung kesebut ketika menyadari bahwa hari ini tanggal 01 Juli.
Tahun ini berbeda dengan tahun kemarin. Keadaan habis berduka, kondisi masih pandemi virus corona, keseharian yang turut berubah (seperti pakai masker, bawa hand sanitizer kemana-mana, menjaga jarak dari kerumunan, dll). Semua berubah. Diluar dugaan juga tahun ini yang "Seharusnya" foto bertiga, menjadi masih foto berdua.
"Seharusnya..."
Ada beragam "Seharusnya begini...", "Seharusnya begitu.." dll.
Seharusnya foto bertiga.
Seharusnya pergi makan bertiga.
Seharusnya main sama Baby E.
Seharusnya mengasuh Baby E.
Terlampau banyak "Seharusnya..." yang harus terjadi. Terlampau banyak juga "Kenapa..." yang dipertanyakan.
Kenapa keadaan begini?
Kenapa Baby E pergi?
Kenapa terjadi sama kami?
Kenapa kami tidak jadi bertiga?
Semua pertanyaan maupun keinginan tidak berjalan sesuai rencana. Ya.. saya menyadari bahwa "Seharusnya..." menjadi sebuah keinginan yang harus terwujud. Keinginan saya untuk bisa terwujud. Namun, semua di luar kehendak kita, bukan? Semua keinginan belum tentu perlu terwujud sebagaimana yang dipikirkan. Ada masa tidak terwujud, namun bisa digantikan dengan hal lain yang pastinya lebih bermanfaat. Terkadang terlalu terkurung dalam semua keinginan yang belum tentu tepat.
Dua tahun usia pernikahan, dibuka dengan kabar bahagia bahwa saya hamil. Kami yang tadinya berdua menjadi bertiga. Mendekati hari H wedding anniversary malah mengalami hal berduka yang diluar kehendak serta keinginan kami. Semua yang diharapkan akan baik, berubah menjadi kesedihan yang belum usai. Namun, saya menyadari bahwa mungkin ini proses bagi kami berdua untuk naik kelas.
Katanya kan lima tahun pertama usia pernikahan merupakan hal krusial. Kami sedang mendapatkan tugas untuk naik kelas. Satu tahun pertama sangat tenang dan masih proses adaptasi. Tahun kedua tetap dengan melanjutkan proses adaptasi sambil bergandengan tangan untuk melalui tugas yang berat ini. Bagi saya musibah atau kedukaan ini menjadi tugas yang perlu di selesaikan. Memang akan berdampak pada seumur hidup, bahkan tidak mungkin dilupakan. Namun, perlahan kami berusaha untuk menyelesaikan setiap prosesnya agar bisa lulus. Lulus ujian kehidupan dalam rumah tangga.
Memang benar jika sudah menikah, bukan lagi saya atau dia. Tetapi Kita.
Kita...
Kita berdua perlu untuk melewati setiap jengkap proses. Memang berat, namun jika dilakukan bersama tentu akan ringan.
Saya dan koko sedang menyelesaikan ujian. Sudah berjalan hampir 100 hari sejak Baby E pergi. Tidak menyangka bahwa sebentar lagi ia akan 100 hari pergi. Perlahan bisa terlewati pelan tapi pasti.
Ya.. pelan-pelan namun tetap berprogress.
Bersyukur atas dua tahun yang hebat.
Bersyukur atas dua tahun yang berprogress.
Bersyukur atas apa yang terjadi.
Bersyukur atas apa yang hilang.
Bersyukur karena masih bersama.
Bersyukur atas kesempatan baru untuk dijalani.
Happy Wedding Anniversary Dear Ci Devina ❤
ReplyDeleteSemoga pernikahannya semakin kuat, harmonis dan langgeng. Percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik, di waktu yang terbaik juga.
Tetap semangat dan berdoa 😊
Halo Lia, thanks a lot yaaa.
DeleteAmin.. Berharap juga yang terbaik hadir di hidupmu yaa..
Walo telat, tapi happy wedding anniversary mba Dev :). Semoga pernikahan kalian masih selalu langgeng kedepannya, dan akan dikaruniakan dengan lebih banyak blessing dari yang di Atas. Tetep rukun, saling support , inget selalu masa2 pertama kenapa kalian bisa saling cinta :). Itu yg aku lakuin kalo sedang ribut dengan suami :D. Setidaknya sukses bikin kami sama2 mau mengalah dan bilang Maaf :)
ReplyDeleteMakasih Mbak Fanny atas ucapan dan doanya.
DeleteWaahh.. perlu belajar nih sama mbak sebagai yang lebih berpengalaman hhhaa..